Banyak cara atau metode menghafal al-Qur�an. Di antaranya diresepkan oleh Deden Muhammad Makhyaruddin, MA pada acara pembukaan Rumah Tahfidz Daarul Huffadz di Jati Waringin, Jakarta Timur, Ahad (06/09/2015).
Peraih Juara 1 Internasional Lomba Tahfizh 30 Juz dan Tafsirnya (Maroko 2011) itu menjelaskan, menghafal al-Qur�an sangatlah mudah. �Semudah bernafas,� ujarnya, �Kecuali yang berpenyakit �asma�; hatinya kena asma, imannya yang kena asma.�
Ia memaparkan, jika al-Qur�an diibaratkan oksigen, maka menghafalkannya seperti bernafas dengan al-Qur�an.
�Siapapun Anda, Anda adalah penghafal al-Qur�an. Tidak ada manusia yang bisa hidup tanpa oksigen. Sebagaimana tidak ada manusia Mukmin yang bisa hidup tanpa al-Qur�an,� ungkapnya di depan puluhan hadirin.
Deden mengibaratkan menghafal al-Qur�an seperti menyantap makanan. Makan atau menghafal akan nikmat jika dilakukan sesuai kebutuhan suapan makanan atau asupan hafalan.
�Makan yang enak tuh makan yang sesuai comotannya. Coba kalau makan langsung sepiring (masuk mulut), enak tidak?� ujar pria ramah senyum ini bernada guyon.
Ia menganalogikan, jika sebuah bakul nasi bermuatan 30 piring, maka untuk menghabiskannya mesti tahap demi tahap.
Begitu pula, untuk menghafal 30 juz al-Qur�an, dilakukan dengan langkah demi langkah.
�Ketika makan, comot (nasi) 1 kali suap sesuai ukuran perut kita dan kebutuhan kita,� ujarnya.
Dalam satu hari, lanjut dia, hafalkan al-Qur�an sesuai yang dibutuhkan. Apakah 1 lembar, 1 surat, 1 ayat, bahkan seperempat ayat.
�Sesuai kemampuannya, kapasitas hatinya, sesuai yang bisa ditangkap,� jelasnya.
Kata dia, kalau pas comotan ayatnya, biasanya bisa langsung hafal sekaligus. Tapi kalau tidak pas, tidak bisa.
�Jangan sekali-kali meremehkan 1 �suap� (hafalan). �Ah, segitu doank, satu suap�. Jangan! Sedikit disyukuri, nanti bisa nambah,� ujarnya.
�Rasa senang (saat menghafal) itu menjadikan penghafal tidak akan kuat kalau berpisah dengan ayat itu, nggak bakal lupa. (Itu) kalau sudah syukur,� lanjut Deden yang bisa menghafal 30 juz al-Qur�an dalam 56 hari ini.
Terkadang ada orang bilang, pernah menghafal 1 juz al-Qur�an tapi lupa lagi. Hal itu, kata dia, menandakan ketidaksyukurannya atas hafalannya.
Resep berikutnya, jelas Deden, jangan mau cepat-cepat menghafal al-Qur�an. Sebab itu pertanda belum nikmat dalam menghafalkannya.
�Ada nggak yang pengen makannya cepat -cepat kenyang, cepat habis? Emang tujuan makan itu untuk habis atau untuk dinikmati? Emang untuk dinikmati, ntar akan habis sendiri,� jelasnya masih dengan analogi makanan.
Kalau seseorang sudah nikmat dalam menghafal al-Qur�an, ia sama sekali tidak menginginkan cepat-cepat habis.
�Itu tandanya sudah nikmat. Kalau sudah nikmat, kapan pun kita itu bakal selesai (menghafalnya),� ujarnya. (via hidayatullah)
Demikian artikel tentang Ini Cara Menghafal Al-quran Peraih Juara 1 Internasional Lomba Tahfizh ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Ini Cara Menghafal Al-quran Peraih Juara 1 Internasional Lomba Tahfizh ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.